Jambore Nasional 2011: Sumbangan Pramuka untuk Membentuk Karakter Orang Muda Presiden SBY Membuka Jambore Nasional IX Tahun 2011 di OKI-Sumatera Selatan
OGAN KOMERING ILIR – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, Sabtu (2/7) membuka Jambore Nasional 2011 di Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Selama sepekan 17.000 pramuka penggalang (usia 11-15 tahun) mengikuti 57 mata kegiatan jambore yang bertema ‘Bersatu Teguh Menuju Indonesia Gemilang’.
Selain penggalang utusan 495 kwartir cabang (kabupaten/kota) di Tanah Air, Jambore Nasional ini juga diikuti 200 anggota pramuka yang berasal dari negara sahabat seperti Persekutuan Pengakap Malaysia, Pengakap Brunai Darusalam dan Boy of Scout Singapura. Sekitar 3.000 anggota pramuka dewasa berperan sebagai panitia, pimpinan dan dokter kontingen serta pembina pendamping.
Selama satu minggu, adik-adik pramuka yang berbeda etnis, agama, daerah dan kelas sosial itu hidup bersama di tenda. Mereka mempraktikkan arti kemandirian, gotong royong, kejujuran dan berlatih keterampilan. “Sikap toleransi dan persaudaraan yang menjadi pijakan bagi multikulturalisme diharapkan meresap di kalangan peserta,” kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar.
Jambore dan lomba tingkat merupakan salah satu kegiatan bagi pramuka golongan penggalang di tingkat kwartir. Selama di gugus depan (Gudep) mereka berlatih menerapkan nilai-nilai yang ada pada Dasa Darma dan menambah keterampilan untuk menjadi bekal hidup (life skill). Sumbangan Gerakan Pramuka, kata Azrul, adalah membentuk karakter generasi muda. Korupsi dan krisis moral yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini karena lemahnya karakter atau watak. Azrul berharap pemerintah, dunia usaha dan semua pihak membantu kegiatan pramuka demi Indonesia yang lebih baik.
“Kami ajak adik-adik memahami isu-isu terkini,” kata Ketua Kwartir Daerah Pramuka Sumatera Selatan Abdul Shobur selaku Ketua Panitia Pelaksana Jambore Nasional. Dia menyebut kegiatan go green – global development village seperti diskusi tentang bahaya narkoba, praktik daur ulang sampah, diskusi pemanasan global dan perubahan iklim. Termasuk pengenalan energi terbarukan seperti biogas, bioetanol, energi surya, mikrohidro dan penjernihan air.
Menurut Shobur, peserta Jambore Nasional 2011 akan mengikuti tiga kelompok kegiatan yaitu perkemahan, kegiatan rotasi, dan kegiatan non-rotasi. Kegiatan perkemahan meliputi keagamaan, olahraga, upacara dan apel pasukan, permainan persaudaraan, forum Penggalang, anjangsana, kunjungan pameran dan games (quiz). Kegiatan rotasi meliputi teknologi dan industri, scouting skill, adventure chalellenge, go green – global development village, dan kegiatan wisata.
Sedangkan kegiatan non rotasi meliputi pendidikan dan seni budaya, dan kegiatan khusus antara lain pemecahan Rekor Muri, kegiatan Pramuka Luar Biasa dan Pramuka Luar Negeri. Kegiatan Jamnas yang dikemas dalam bentuk ‘pesta kreatif, edukatif dan rekreatif’ ini akan dilaksanakan sebagian besar (75%) di dalam perkemahan, dan hanya 25% di luar perkemahan. “Tenda dan kegiatan tersebar di Danau Teluk Gelam yang indah,” kata Abdul Shobur. Rencananya kegiatan Jambore Nasional 2011 akan ditutup Wakil Presiden Boediono selaku Wakil Ketua Majelis Pembimbing Nasional pada 9 Juli 2011.
Dalam laporannya kepada Presiden, Azrul Azwar menjelaskan perkembangan program Revitalisasi yang telah berjalan lima tahun dan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. ”Kegiatan kepramukaan tampak marak di seluruh tanah air,” katanya. Pelbagai kegiatan pembenahan organisasi telah banyak dilakukan. Dampaknya, di seluruh Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang yang tersebar diseluruh Indonesia, mulai aktif kembali melaksanakan pelbagai kegiatan kepramukaan.
Azrul juga memaparkan fokus revitalisasi di gugus depan (Gudep). Menurutnya, pembenahan Gudep sedang giat dilakukan. Ada 6 kegiatan pokok yang sedang dan akan terus dilaksanakan untuk pembenahan tersebut. Pertama, memantapkan organisasi Gudep melalui proses akreditasi. Kedua, meningkatkan kompetensi pembina melalui proses sertifikasi. Ketiga, melengkapkan fasilitas pendidikan melalui program bantuan Gugusdepan Kit.
Keempat untuk Gudep berbasis Sekolah, menggalang keterlibatan pelbagai pihak terkait melalui pemberdayaan Komite Sekolah. Kelima, membantu penyediaan biaya operasional Gudep melalui proses pengintegrasian dengan dana BOS. Keenam memperbaharui kurikulum dan metoda pendidikan, melalui proses penyesuaian dengan pelbagai perkembangan mutakhir.
Azrul berharap, secara bertahap tetapi pasti Gudep, yang merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka dapat aktif kembali menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Diharapkan dalam tiga tahun kedepan pendidikan kepramukaan yang telah diperbaharui tersebut dapat diselenggarakan oleh seluruh Gugusdepan yang tercatat sebanyak 270.000 buah di Indonesia.
By. kak. jarwo sumber : humas Jamnas IX 2011